Cerita Di Pusdikpassus Kopassus

Batujajar tak akan kulupa…

Tempat kita berlatih bersama…

 

Sekelumit Cerita

Diklat Kopassus yang akan kami hadapi sebentar lagi terus menjadi momok yang menakutkan bagi pegawai baru. Kebijakan di kantor ini adalah tiap pegawai baru wajib tanpa terkecuali untuk mengikuti pelatihan mental, fisik, dan disiplin di pusat pendidikan pasukan khusus Kopassus di Batujajar, Jawa Barat. Sekalipun kami ingin waktu berhenti berputar, mau tak mau dan suka tak suka bulan Maret pun tiba. Hari minggu itu, aku datang ke kantor untuk bersama-sama dengan bis menuju Batujajar. Persiapan yang perlu dibawa sudah aku persiapkan antara lain baju santai, baju olahraga dari kantor, peralatan mandi, daleman yang cukup banyak, dan buku tulis. Namun sebetulnya persiapan mental dan fisik jauh lebih diperlukan. Maka beberapa minggu sebelum berangkat ke Batujajar, aku sering jogging 1-2 km agar badan menjadi fit saat mengikuti pelatihan di Batujajar yang memang akan sangat banyak menggunakan fisik.

Bis kami berangkat sekitar jam 10 pagi di hari minggu itu. Sepanjang perjalanan kami sangat berharap agar waktu sekali lagi berhenti berputar, namun ketika melangkahkan kaki ke bis maka sebetulnya sudah tidak ada lagi jalan untuk kembali. Kami harus terus maju menghadapi apapun tantangannya. Tak terasa 1,5 jam perjalanan kami lalui dan mulai memasuki kawasan Batujajar. Hal pertama yang kami lihat adalah sebuah billboard bertuliskan “Ragu-Ragu Kembali Sekarang Juga”, tentu saja inilah ujian mental pertama kami. Bagaimana mau kembali, kalau kembali maka akan dicoret sebagai pegawai, kalau yakin pun maka harus berhadapan dengan pasukan elit dunia. Oh ya, sekarang mari berbicara soal mindset yang saya gunakan sesaat sebelum tiba di Batujajar. Sejujurnya aku tak terlalu gentar ketika hari H nya tiba, karena aku berpikir bahwa pelatihan ini akan dipandu oleh pasukan elit dunia nomor tiga. Prestasi Kopassus selain pembebasan Woyla, operasi Seroja, dan banyak operasi militer lain, ada juga juara menembak yang mampu mengalahkan pasukan elit negara lain. Jadi sebersit kebanggan sudah saya rasakan ketika tahu akan dilatih oleh Kopassus. Bayangkan saja begini, anda suka bermain sepakbola dan anda berkesempatan dilatih oleh Zinedine Zidane, Antonio Conte, Carlo Ancelotti, atau siapapun yang merupakan pelatih kelas atas. Tentunya bangga kan? Selain itu aku juga berpikir bahwa aku dan para pelatih di Batujajar tidak pernah bertemu sebelumnya dan tentu tak punya salah apa-apa. Lantas mengapa harus takut? Kalaupun mereka keras kepada kami, ya tentu itu dalam rangka pendidikan. Apa iya jika dilatih sepakbola oleh Zinedine Zidane, kami hanya disuruh lari keliling lapangan sekali putaran lalu menjadi ahli sepakbola? Tentu tidak kan, porsi latihannya pasti sangat berat namun itu dalam rangka latihan.

Akhirnya bis tiba di Pusdikpasus Kopassus. Ujian mental pertama datang. Bis kami diteriaki oleh sekelompok Kopassus (yang nantinya akan menjadi pelatih sehari-hari kami) dan digebrak-gebrak agar segera turun dari bis dan berbaris. Turun dari bis pun harus jalan jongkok menuju tempat baris-berbaris. Setelah itu kami dibagi menjadi tim dan segera mengaplikasikan pelatihan baris berbaris (PBB) dasar seperti balik kanan, hadap kanan, dan sebagainya. Setelah pembagian tim yang dibagi menjadi dua, kami digiring ke billboard bertuliskan “Anda Ragu-Ragu Kembali Sekarang Juga” dan diperintah untuk membaca tiga kali. Maka pelatih kami bertanya “Ada yang mau kembali? Mumpung bis masih disini!”. Tentu saja kami tidak bisa kembali, sekali layar terkembang pantang pulang ke peraduan. Sebelum kami di tes kesehatannya, maka sekali lagi pelatih menguji mental kami. Kami diminta jalan merayap, merangkak, dan push up di aspal yang siang itu sangat panas. Celanaku saja sampai sobek karena banyaknya gerakan yang diikuti namun memang dasar celananya sudah jelek, akhirnya sobeklah celana itu. Maka selanjutnya adalah tes kesehatan yang hanya menguji tekanan darah, ditanya riwayat penyakit, dan uji kekuatan napas dengan cara senam sederhana dan diminta tahan napas sekian detik, lalu diperiksa detak jantungnya.

Lalu kegiatan berikutnya adalah makan siang. Nah prosesi makan siang ini cukup rumit. Sebelum makan harus berbaris, lalu memasuki ruang makan ada etikanya dengan cara menghormat, tarik kursi harus pelan agar tidak berisik, lalu lauk harus habis dalam waktu 4 menit. Aku yang tak pernah menolak makanpun menjadi tak bernafsu makan karena pembatasan waktu. Namun pada angkatan kami, makan pagi-siang-malam pada akhirnya dilakukan di dekat barak mengingat jauhnya jarak antara barak ke tempat makan utama. Saya hanya berpikir, “tumben ada kompensasi seperti ini”. Tata cara makan di barak tak sesulit seperti di ruang makan utama. Sehingga pengalaman makan kami di ruang makan utama menjadi pengalaman pertama dan terakhir pada pelatihan.

Setelah makan siang selesai, kembali kami PBB menuju barak yang akan menjadi tempat kami tidur sekejap. Mengapa saya bilang tidur sekejap, karena rasanya tidur sangat singkat. Baru tidur sekejap eh tahu-tahu sudah jam 4 pagi. Belum lagi jika kedapatan giliran jaga serambi alias ronda, maka dipastikan waktu tidur akan semakin singkat lagi. Sebelum diizinkan beristirahat sekejap di sore hari, kami dibagikan perlengkapan tempur kami yaitu baju PDL, tas, matras, kopel, dan buku saku. Setelah beristirahat sekejap dilanjutkan sholat maghrib, makan, dan sholat isya, maka dimulailah sesi malam. Sesi malam ini selalunya diisi dengan acara santai seperti latihan bernyanyi, mengobrol dengan pelatih yang ternyata sangat jago melawak dan bercerita sampai larut malam.

Setelah menjalani hari-hari awal, maka seluruh kegiatan terasa begitu biasa. Kurang lebih seperti inilah kegiatan harian selama di Batujajar:

  1. Bangun pagi (04:00)
  2. Sholat shubuh (mengikuti jadwal Shubuh yang berlaku di wilayah)
  3. Senam pagi (05:00-05:45)
  4. Mandi pagi (05:45-06:00) terkait mandi pagi ini, belum tentu jam segitu ya, pernah suatu waktu jam 5:50 diperintahkan mandi dan jam 06:00 harus kumpul untuk sarapan pagi. Jadi triknya antara lain adalah mandinya baru di malam hari atau mandi pada saat bangun tidur. Kamar mandi yang disediakan saat itu ada sekitar 4 kamar mandi. Tak jarang mandipun terkadang harus berdua untuk efisiensi waktu
  5. Sarapan pagi (06:00-06:10)
  6. Bersih-bersih lingkungan asrama (06:10-06:45). Bersih-bersih inipun tentatif, kadang ada kadang tidak. Kadang setelah sarapan kami berkumpul di kelas dengan agenda bebas (ada yang tidur, ngobrol, dll)
  7. Apel pagi 6:45-7:00 berhubung apel pagi ini kami masih sangat sering salah hingga pelatihan mau berakhir, maka sering juga para pelatih mengulang-ulang tata cara apel pagi sampai mungkin saking jengkelnya, kami dimarahi. Tapi soal dimarah-marahi, 2 hari setelah berada di Batujajar maka mendengar pelatih marah adalah hal yang biasa, tak perlu sampai emosi/baper. Cukup dengarkan, dan berteriak “Siap Jelas!” setiap pelatih bertanya (padahal besoknya salah lagi dan fase tadi berulang, hehe)
  8. Jam pelajaran kelas 7:00-17:00 Jam pelajaran ini hanya ada di 5 hari pertama, setelah itu kegiatan kami banyak di luar kelas. Untuk pelajaran kelas diajari tentang teori kepemimpinan, disiplin, kesehatan lapangan, motivasi, ilmu medan, dan bela diri dasar. Pelajaran luar kelas seperti lempar pisau dan kapak/menembak (bagi instansi yang mengambil paket menembak, maka pada pelatihan tersebut ada kelas menembak, bagi yang mengambil paket hemat maka materinya hanya lempar pisau dan kapak), halang rintang, mountaineriing, dan kegiatan lainnya yang sebetulnya sih sama dengan kegiatan outbond
  9. Mandi sore 17:00-17:30 Sebagaimana yang sudah saya ceritakan di awal, efisiensi waktu adalah segalanya. Maka setelah melewati pelajaran kelas dan praktek, kami diizinkan untuk mandi dengan cepat. Karena setelah mandi tahu-tahu saja sudah azan maghrib dan kami harus bersiap-siap lagi untuk sholat
  10. Sholat maghrib
  11. Makan malam sambil menunggu sholat Isya
  12. Sholat Isya
  13. Jam pelajaran bebas, biasanya diisi oleh para pelatih dengan bercerita, nonton film. Hebatnya lagi para pelatih biasanya akan bercerita sampai sekitar jam 22:30 atau 23:00. Pada akhir pelatihan barulah kami tahu bahwa kami sengaja dibuat tidur larut malam agar waktu tidur kami singkat dan terbiasa untuk lebih produktif ketimbang kebanyakan tidur
  14. Kembali ke nomor 1

Untuk cerita selanjutnya mengenai kegiatan kami di Batujajar, akan saya ceritakan di bagian kedua

One thought on “Cerita Di Pusdikpassus Kopassus

  1. Pingback: Bahas Bahasan Seputar Mitos Latsar CPNS – hilmybramantyo

Leave a comment